Minggu, 12 April 2009
Pemenang KICK ANDY HEROES 2009
Pada ulang tahunnya yang ketiga, Kick Andy memberi anugerah berupa penghargaan kepada pribadi-pribadi yang telah berjasa bagi banyak orang lewat Kick Andy Heroes 2009
Pemenang Kategori Budaya, Didik Hadi Prayitno (Didik Ninik Thowok)
Pria berusia 55 tahun ini dikenal sebagai koreografer tari profesional dan kreatif. Ia juga me rangkap se-bagai pelawak dan penyanyi. Didik telah mendalami seni tari selama 43 tahun sejak ber usia 12 tahun, memiliki 23 guru dari berbagai penjuru dunia. Sebagai penari laki-laki, Didik sangat serius menekuni tari-tarian putri.
Pemenang Kategori Kesehatan, Maria Gisela Borowka
Perempuan asal Jerman ini dike-nal dengan sebutan ‘Mama Putih’. Sejak 1963 mengabdikan diri men-dampingi penderita lepra/kus ta di Pulau Lembata hingga 1990. Setelah itu, Maria juga melayani penderita kusta di Kampung Kusta Benlelang, Pulau Alor. Sejak 1996, bertepatan dengan masa pensiunnya, ia telah resmi menjadi WNI.
Pemenang Kategori Lingkungan, Viktor Emanuel Rayon (Baba Akong)
Sejak tsunami pada 12 Desem-ber 1992, Baba Akong dan istri, Anselina Nona, begitu gigih meng-hi jaukan kembali Pesisir Pantai Ndete, Flores, Nusa Tenggara Timur. Mereka sempat dianggap gila oleh masyarakat sekitar karena membelanjakan tabungan dan berkelana di tengah hutan bakau untuk pengadaan bibit. Akhirnya ia berhasil menggalang 2.000 orang untuk bergabung menanam pohon bakau di pesisir Pantai Ndete yang kini telah rimbun.
Pemenang Kategori Pendidikan, Wanhar Umar
Umar hanyalah seorang lulusan sekolah dasar. Namun ia mampu menga jar enam kelas sekaligus di SD Muhammadiyah 2/74 Desa Talangsatan, Muara Enim Sumatra Selatan. Ia mengajar pertama kali saat masih berusia 14 tahun. Sejak 1985, setelah sang kepala sekolah pensiun, dirinya otomatis menjabat kepala sekolah merangkap guru se-kaligus petugas ad ministrasi. Kini ia dibantu adik dan keponakannya mengelola SD tersebut dengan jum-lah siswa 98 orang.
Pemenang Kategori Sosial, Gendu Mulatif
Sejak 1982, Gendu mulai men-gobati orang-orang sakit jiwa de-ngan pengobatan tradisional yang dipelajarinya dari pengobatan Chi-na. Untuk membantu orang lain, ia juga membentuk Yayasan Galuh (Gagasan Leluhur) di rumahnya. Kini, Gendu sudah menangani seki-tar 9.300 pasien. Untuk membiayai operasional, Gendu tidak pernah ragu menggunakan uang dari kan-tong pribadinya. Ia memanfaatkan penghasilan dari penyewaan enam buah delmannya.
Pemenang Penghargaan Khusus, Rabiah (Suster Apung)
Pejuang ke manusiaan ini dijuluki ‘Suster Apung’. Hampir setiap hari selama ber jam-jam ia menerjang ombak dengan perahu tradisional, dari pulau ke pulau untuk mengobati masyarakat. Se paruh usia nya yang hampir ke pala lima itu telah ia dedikasikan mengabdi pada penduduk di pulau-pulau di Laut Flores, Sulawesi Selatan.
Pemenang Penghargaan Khusus, Sugeng Siswoyudhono (pembuat kaki palsu)
Ia adalah seorang penyandang cacat yang telah mendobrak keter-batasan akibat musibah menjadi spirit, yang tidak hanya berguna bagi diri sendiri, tapi juga orang lain. Ia bahkan mampu membantu sesama penyandang cacat bias berjalan dengan bantuan kaki palsu buatannya meski de ngan teknologi sederhana. Semangat Sugeng ke-mudian mengins pirasi Kick Andy Foundation bersama Menristek membuat Program Gerakan 1.000 Kaki Palsu Gratis.